PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) memberikan tanggapan terkait berita merger global antara Nissan dan Honda serta penutupan beberapa pabrik Nissan di luar negeri, termasuk di India dan Thailand.
Kepala Penjualan dan Perencanaan Produk PT NMDI, Bima Aristyanto, menjelaskan di Jakarta pada hari Selasa bahwa rencana merger dan langkah-langkah tersebut merupakan kebijakan global yang tidak berdampak langsung pada operasional di Indonesia.
"Kami tidak dapat memberikan komentar mengenai keputusan di luar wilayah kami. Namun, untuk dampak di Indonesia, sejauh ini kami tidak mengalami masalah terkait berita tersebut," kata Bima.
"Di Indonesia, penjualan ritel dan grosir berjalan seperti biasa, sehingga aman dan tidak terpengaruh oleh kondisi di luar," tambahnya.
Mengenai penurunan angka penjualan baik secara global maupun di Indonesia, Nissan berharap kehadiran Nissan Serena e-Power dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan.
Walaupun tidak menyebutkan target angka spesifik untuk penjualan MPV ramah lingkungan tersebut, perusahaan menekankan pentingnya menjaga citra dan kesadaran merek, terutama terkait teknologi e-Power Nissan, di tengah dinamika pasar.
Memasuki kuartal pertama 2025, Nissan mengakui adanya tantangan internal dan eksternal yang memengaruhi kinerja, termasuk fluktuasi nilai tukar dan kebijakan pemerintah. Namun, Nissan menegaskan komitmennya untuk terus beradaptasi dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.
Dari perspektif pasar, terdapat sedikit penurunan yang disebabkan oleh faktor ekonomi. Namun, kami terus memantau situasi ini dan akan melakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi pasar di Indonesia," ungkap Bima.
Diketahui bahwa Nissan telah mengumumkan rencana untuk menutup salah satu dari dua pabrik mobilnya di Thailand tahun ini, setelah pembicaraan merger dengan Honda tidak berhasil.
Sehari setelah kegagalan kesepakatan kemitraan senilai 60 miliar dolar AS, Nissan mengumumkan langkah untuk mengurangi biaya operasional melalui pengelolaan biaya, pengurangan tenaga kerja, dan penutupan pabrik, seperti dilaporkan oleh Vietnam News Agency pada bulan Februari lalu.
Sementara itu, Times of India melaporkan pada Selasa (1/4) bahwa Nissan Jepang telah memutuskan untuk menghentikan produksi mobil di India dan akan menjual 51 persen sahamnya di sebuah pabrik di Chennai kepada mitra usaha patungannya, Renault dari Perancis.