Berita yang kurang menggembirakan datang dari industri otomotif di Indonesia. Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan mobil secara wholesales (dari pabrikan ke diler) pada bulan April 2025 mengalami penurunan yang signifikan. Hanya tercatat sebanyak 51.205 unit, angka ini merupakan yang terendah sepanjang tahun 2025, bahkan dalam periode 12 bulan terakhir. Penurunan ini sangat mencolok jika dibandingkan dengan kinerja bulan sebelumnya. Pada Maret 2025, penjualan mobil masih mencapai angka 70.895 unit. Dengan demikian, dalam satu bulan saja, terjadi penurunan penjualan yang mengejutkan, mencapai 27,8%. Selain itu, jika kita melihat data bulanan, kinerja penjualan April 2025 jelas menjadi titik terendah. Pada Januari dan Februari 2025, angka penjualan masih berada di atas 60.000 unit, bahkan sempat mencapai 72.336 unit. Realitas ini semakin menegaskan bahwa bulan April lalu merupakan bulan yang sulit bagi para produsen otomotif. Akibatnya, total penjualan mobil secara wholesales selama empat bulan pertama tahun 2025 baru mencapai 256.368 unit. Penurunan penjualan yang signifikan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai penyebabnya. Apakah ini akibat dari kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, atau perubahan preferensi konsumen? Para pelaku industri otomotif dan pengamat ekonomi akan terus memantau perkembangan ini untuk menemukan solusi dan strategi agar 'demam' yang melanda pasar otomotif nasional tidak berkepanjangan. 'Tahun lalu, penjualan kendaraan bermotor di Indonesia mengalami penurunan. Hal ini berdampak langsung pada backward dan forward linkage dalam industri otomotif, dengan nilai ekonomi yang terpengaruh sebesar Rp10 triliun,' ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (6/5/2025). Ia mengakui bahwa lesunya pasar otomotif disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan daya beli dan tantangan ekonomi global, yang semuanya berdampak signifikan pada penurunan ekonomi.