Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo menyatakan bahwa Kementerian Kebudayaan sedang mempersiapkan langkah-langkah agar museum, galeri nasional, dan bioskop dapat berfungsi sebagai etalase utama dalam pengembangan kebudayaan nasional.
"Dengan demikian, museum-museum, galeri nasional, sanggar tari, festival budaya, bioskop, dan film-film harus berperan sebagai etalase utama dalam proses pengembangan dan perlindungan kebudayaan. Oleh karena itu, sistem dokumentasi museum menjadi sangat krusial," ujar Giring saat memberikan sambutan pada seminar dan peluncuran Proyek Dokumentasi Museum Indonesia yang berlangsung di Jakarta, pada hari Kamis.
Ia juga menekankan betapa pentingnya untuk mengurangi risiko bencana yang dapat merusak koleksi museum. Terlebih lagi, ia menambahkan, Indonesia terletak di kawasan cincin api Pasifik yang sangat rentan terhadap bencana alam.
"Sangat penting untuk melindungi dokumen dari risiko bencana," ujarnya kembali.
Ia berharap seminar penguatan dokumentasi museum dapat berlangsung dengan baik dan menghasilkan solusi yang tepat dalam melindungi kekayaan budaya yang tersimpan di museum-museum di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar AS untuk Indonesia, Peter M. Haymond, menyatakan bahwa pihaknya bersama Southeast Asia Museum Service (SEAMS) dan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta siap untuk mengembangkan serta membantu melestarikan dan membagikan kekayaan warisan Indonesia kepada pengunjung dengan memanfaatkan teknologi dan teknik yang ada di museum-museum di AS.
"Bersama-sama kita akan berupaya untuk melestarikan dan membagikan kekayaan warisan Indonesia, dari negara besar ini untuk rakyat Indonesia dan para pengunjung," kata Haymond.
Seminar peluncuran Proyek Dokumentasi Museum Indonesia merupakan inisiatif kolaboratif untuk memperkuat sistem dokumentasi koleksi di museum-museum di Indonesia.
Program ini dilaksanakan di Museum Nasional serta 11 museum yang berada di bawah naungan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, dengan fokus utama pada pelestarian koleksi, peningkatan akses publik, dan pengembangan kapasitas tenaga museum.
Program ini didanai oleh U.S Ambassador Fund for Cultural Preservation (AFCP) sebagai bagian dari komitmen kerja sama budaya antara Amerika Serikat dan Indonesia. Selain itu, program ini juga berkolaborasi dengan Museum dan Cagar Budaya (MCB), Dinas Kebudayaan Kota Jakarta, dan SEAMS.