Tiga Pendekatan Inovatif Untuk Mengatasi Polusi Udara Di Indonesia

Senin, 09 September 2024

    Bagikan:
Penulis: Seraphine Claire
(Gambar: Dok/systemiq)

Diskusi yang berjudul "Aksi Kolektif untuk Mengatasi Polusi Udara" diadakan oleh Systemiq dan Bicara Udara pada hari kedua Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, menghasilkan berbagai rekomendasi dari para ahli terkemuka, termasuk Tanushree Ganguly, Direktur Air Quality Life Index (AQLI) di Energy Policy Institute, University of Chicago, Dr. M. Rami Alfarra, Ilmuwan Utama dan Pemimpin Kualitas Udara di Qatar Environment and Energy Research Institute (QEERI) di Hamad Bin Khalifa University, Karma Yangzom, Spesialis Lingkungan Utama di Asian Development Bank, serta Ellen C. Schmitt, rekan dari Kedutaan Besar AS yang fokus pada kebijakan kualitas udara.

Polusi udara tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi kualitas hidup dan perekonomian di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh ITB, IIASA, dan Kementerian Kesehatan memperkirakan bahwa tanpa adanya tindakan lebih lanjut untuk menangani polusi udara, biaya kesehatan yang timbul dapat mencapai sekitar 1,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, atau sekitar USD 27 miliar per tahun pada tahun 2030. Dalam forum ini, dibahas tiga rekomendasi utama yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pemerintahan baru dalam mempercepat upaya penanganan polusi udara di Indonesia.

Kebijakan yang Berbasis Data dan Ilmu Pengetahuan  

Data yang tepat, menyeluruh, dan terintegrasi sangat penting untuk mengidentifikasi sumber-sumber polusi serta merumuskan kebijakan dan langkah-langkah mitigasi yang paling efektif dalam pengendalian kualitas udara. Selain itu, ilmu pengetahuan berfungsi sebagai alat utama dalam merancang kebijakan yang sesuai. Untuk memastikan kualitas udara di Indonesia sesuai dengan rekomendasi kesehatan global, diperlukan basis data yang akurat dengan tolok ukur yang berlandaskan pada standar nasional dan internasional, serta pedoman kesehatan yang mencakup pengukuran dampak polusi.

Tindakan Bersama untuk Masa Depan Indonesia  

Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil merupakan kunci dalam mempercepat pelaksanaan solusi untuk mengurangi polusi udara. Isu ini harus ditangani secara kolektif melalui pembentukan koalisi yang solid di antara semua pemangku kepentingan untuk mempercepat tindakan mitigasi dan mencapai hasil yang berkelanjutan.

Mobilisasi Sumber Daya Keuangan untuk Pengendalian Polusi Udara  

Pendanaan dari sektor publik, swasta, serta lembaga pembangunan multilateral memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung investasi yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas udara di kawasan Asia dan Pasifik.

Masyita Crystallin, Partner dan Kepala Keuangan Berkelanjutan APAC, menyatakan, “Kerja sama yang solid dapat mendorong perubahan signifikan dalam kualitas udara di Indonesia sambil tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sebagai langkah nyata, Systemiq akan merilis white paper bersama Kemenkomarves yang didukung oleh ClimateWorks Foundation pada akhir tahun ini dengan judul 'Udara yang Lebih Baik, Indonesia yang Lebih Baik: Kasus Ekonomi dan Politik untuk Tindakan Mendesak dan Terkoordinasi untuk Udara Bersih di Indonesia', yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pemerintahan baru dalam merumuskan kebijakan pengendalian polusi udara."

Dalam kesempatan yang sama, Bicara Udara menegaskan pentingnya integrasi data dan inventarisasi sumber emisi. Saat ini, inventarisasi sumber emisi baru dilakukan di Jakarta, meskipun polusi udara bersifat lintas batas dan berdampak pada kawasan aglomerasi Jakarta yang mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur). Situasi ini menuntut perlunya proyek percontohan untuk inventarisasi sumber emisi di wilayah tersebut.

(Seraphine Claire)

Baca Juga: Medan, Sumatera Utara: Korban Tewas Bencana Alam Capai Puluhan Jiwa
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.