Tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif domestik masih terus berlanjut. Berdasarkan data dari Gaikindo, penjualan mobil secara nasional mengalami penurunan sebesar 5 persen, mencapai 205.000 unit pada kuartal pertama tahun 2025. Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Astra International, kinerja bisnis mereka dalam periode yang sama menunjukkan bahwa laba bersih divisi otomotif dan mobilitas mengalami penurunan sebesar 4 persen, menjadi Rp2,7 triliun. Perusahaan menjelaskan bahwa hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya volume penjualan di tengah melemahnya pasar domestik. Meskipun demikian, penjualan mobil Astra tercatat sebanyak 110.812 unit pada kuartal pertama 2025, dengan pangsa pasar yang tetap kuat di angka 54 persen. Mari kita lihat sektor sepeda motor, di mana penjualan secara nasional juga mengalami penurunan sebesar 3 persen, menjadi 1,7 juta unit pada kuartal pertama 2025. Namun, pangsa pasar Astra Honda Motor (AHM) tetap stabil di angka 77 persen. Selanjutnya, kontribusi laba bersih dari bisnis komponen otomotif grup PT Astra Otoparts Tbk, yang 80 persen sahamnya dimiliki oleh perusahaan, meningkat sebesar 7 persen menjadi Rp405 miliar pada kuartal pertama 2025, dengan peningkatan kontribusi dari semua segmen. Di sisi lain, PT Serasi Autoraya, yang merupakan bagian dari divisi infrastruktur dan logistik, mencatatkan jumlah unit kontrak yang lebih rendah sebesar 4 persen, menjadi 25.300 unit. Sementara itu, anak usaha yang bergerak di bidang mobil bekas mencatatkan penjualan kendaraan seken yang meningkat sebesar 24 persen, mencapai 7.500 unit dibandingkan kuartal pertama tahun 2024. Sektor finansial bisnis menunjukkan peningkatan nilai pembiayaan baru untuk pembiayaan konsumen grup sebesar 7 persen, mencapai Rp30,3 triliun (tidak termasuk diler financing), yang mencerminkan pertumbuhan yang kuat. Laba bersih dari perusahaan pembiayaan yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 2 persen menjadi Rp580 miliar, sementara laba bersih dari PT Federal International Finance (FIF) yang bergerak di pembiayaan sepeda motor meningkat 3 persen menjadi Rp1,1 triliun. Kinerja FIF terlihat dari nilai penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp12,3 triliun pada kuartal pertama tahun ini, meningkat 11,82 persen (yoy), sejalan dengan pertumbuhan jumlah unit yang dibiayai sebesar 6,38 persen (yoy). Selain itu, mereka mencatatkan peningkatan Net-Service Asset (NSA) sebesar 17,9 persen (yoy) menjadi Rp49,013 triliun hingga Q1 2025. Di sisi infrastruktur, divisi Astra mencatatkan laba bersih yang meningkat 54 persen menjadi Rp260 miliar, didorong oleh volume lalu lintas dan tarif jalan tol yang lebih tinggi, terutama selama musim mudik Lebaran. Korporasi juga melaporkan peningkatan pendapatan harian sebesar 12 persen dari 396 km ruas jalan tol yang beroperasi di jaringan Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta (JORR). Namun, laba bersih Astra Group pada kuartal pertama 2025 mengalami penurunan, mencerminkan kondisi ekonomi yang masih lemah dan penurunan harga batu bara dari level tertinggi sebelumnya.