Kementerian Perindustrian Mendukung Sektor Halal Untuk Memaksimalkan Peluang Dan Menghadapi Tantangan Global

Jumat, 27 September 2024

    Bagikan:
Penulis: Nora Jane
(Gambar: Dok/Kemenperin)

Pertumbuhan sektor industri halal didorong oleh perkembangan ekonomi syariah yang terus berlanjut. Saat ini, jumlah umat Muslim di seluruh dunia mencapai 1,8 miliar dan diperkirakan akan terus meningkat. Konsumsi produk halal diprediksi akan mencapai USD2,4 triliun pada tahun 2024, menurut laporan State of Global Islamic Economy Report 2023-2024.

Konsumsi produk halal secara global oleh konsumen Muslim telah mencapai USD2,29 triliun, yang menunjukkan adanya peluang besar bagi industri halal di dalam negeri. Hal ini semakin penting mengingat posisi Indonesia dalam ekosistem ekonomi syariah yang kini berada di peringkat ketiga, setelah Malaysia dan Arab Saudi.

"Di samping peluang, tentu ada tantangan. Para pelaku industri halal domestik harus siap bersaing langsung dengan produsen halal global yang juga berusaha memasuki pasar halal, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor," ungkap Sekretaris Jenderal Eko SA Cahyanto saat membuka Pameran Halal Indo di ICE BSD, Tangerang, pada Kamis (26/9).

Eko menekankan beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengembangan industri halal di Indonesia. Pertama, nilai ekspor Indonesia ke negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) saat ini baru mencapai USD13,38 miliar, yang masih memiliki potensi untuk ditingkatkan. Kedua, penerapan kewajiban sertifikasi halal di Indonesia untuk produk makanan dan minuman, hasil sembelihan, serta jasa penyembelihan, yang akan dimulai pada bulan Oktober 2024.

Tantangan signifikan lainnya adalah kemungkinan masuknya produk halal impor yang dapat memenuhi pasar domestik. Produk halal yang diimpor, yang telah mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Halal Luar Negeri (LHLN) dan terdaftar dalam Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Indonesia, dapat memasuki pasar Indonesia. Ini mencakup baik bahan baku yang diperlukan oleh industri lokal maupun produk akhir yang siap untuk dikonsumsi.

Untuk mendukung pelaku industri halal dan mewujudkan visi Indonesia sebagai produsen halal terkemuka di dunia, Kementerian Perindustrian melakukan berbagai upaya, termasuk mendorong pengembangan struktur industri melalui business matching antara sektor hulu, tengah, dan hilir, memperluas akses pasar, memfasilitasi sertifikasi halal, serta memberikan penghargaan Indonesia Halal Industry Award (IHYA).

Dukungan juga diberikan melalui promosi, bantuan ekspor produk halal, peningkatan kesadaran halal, dan mendorong investasi ke dalam Kawasan Industri Halal. Selain itu, Kementerian Perindustrian menyediakan fasilitasi sertifikasi halal untuk industri kecil setiap tahunnya, dengan alokasi 4.000 sertifikat halal untuk tahun 2024.

Informasi mengenai proses sertifikasi halal dapat diakses melalui Pusat Pemberdayaan Industri Halal (PPIH) atau melalui 19 Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan 2 Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) yang berada di bawah Kementerian Perindustrian di seluruh Indonesia.

Perluasan akses pasar dan peningkatan kesadaran halal juga dilakukan melalui penyelenggaraan Pameran Halal Indonesia (Halal Indo) yang diorganisir oleh Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan PT Dyandra Promosindo.

Pada pameran ini, Kementerian Perindustrian memberikan dukungan kepada industri halal dengan menyediakan fasilitas booth untuk sektor industri dan kawasan industri halal, yang terdiri dari 202 booth yang dibagi menjadi delapan kategori, yaitu makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, tekstil dan apparel, kawasan industri halal, mode muslim, serta barang-barang berguna lainnya.

Melalui Halal Indo, Kementerian Perindustrian juga berupaya memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran tentang halal, serta memfasilitasi interaksi antara pelaku industri dan masyarakat. “Kami sangat antusias untuk mengangkat isu halal melalui Industrial Festival, yang ditujukan kepada generasi muda, komunitas, serta siapa saja yang memiliki minat besar terhadap perkembangan industri halal di Indonesia,” ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian.

Industrial Festival akan menyajikan berbagai kegiatan seperti diskusi tentang halal, keterlibatan komunitas, pengarahan media, lokakarya, dan klinik pembinaan yang diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat untuk lebih aktif dalam mendukung dan mengembangkan industri halal.

“Kami yakin bahwa melalui kegiatan-kegiatan ini, kita dapat bersama-sama meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya industri halal. Industrial Festival dalam Halal Indo merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi kita semua untuk bersama-sama memajukan industri halal di Indonesia,” tutup Eko.

Direktur PT Dyandra Promosindo, Addy Damarwulan, menyatakan bahwa pihaknya menyelenggarakan Halal Indo untuk mendukung sinergi dan pembangunan ekosistem industri halal yang kokoh. Halal Indo yang akan berlangsung pada 26-29 September 2024 di Hall 91-0 ICE BSD, Tangerang, diikuti oleh lebih dari 300 peserta yang memamerkan berbagai produk halal berkualitas, diharapkan dapat membuka peluang bisnis serta mendorong pertumbuhan industri halal nasional.

“Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, kita dapat mendorong perkembangan industri halal yang berkelanjutan,” kata Addy.

(Nora Jane)

Baca Juga: Tingkatkan Literasi, OJK Gandeng UMSU Edukasi Mahasiswa Kelola Keuangan
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.