Combiphar Mengumpulkan Hasil Panen Jahe Dan Lengkuas Dari Lima Desa Binaan Di Jawa Tengah

Senin, 09 Desember 2024

    Bagikan:
Penulis: Nora Jane
(Dok/Combiphar)

PT Combiphar, sebagai salah satu perusahaan kesehatan terkemuka di Indonesia, memanfaatkan hasil panen jahe dan lengkuas yang digunakan sebagai bahan baku jamu Air Mancur, salah satu entitas di bawah Combiphar Group. Hasil panen tersebut berasal dari lima desa binaan yang terletak di Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri, Jawa Tengah.

Pernyataan ini disampaikan oleh perwakilan PT Combiphar dalam acara simbolisasi panen raya yang berlangsung pada tanggal 4 hingga 5 Desember 2024 di Ngadirojo, Wonogiri, dan Jumapolo, Karanganyar, di hadapan ratusan ibu-ibu dari Kelompok Wanita Tani yang terlibat dalam program Combi Hope Women Empowerment.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan, khususnya bagi Kelompok Wanita Tani dan PKK di sekitar area operasional Combiphar Group. Selain itu, kegiatan ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk 'Championing a Healthy Tomorrow', yang berfokus pada peningkatan kualitas produk di segmen pencegahan, termasuk penyediaan produk herbal berkualitas.

Simbolisasi panen raya di Wonogiri dihadiri oleh Baroto Eko Pujanto, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri, Santosa, Kepala Instalansi dan Produk UPF Yankestrad Tawangmangu RSUP Dr Sarjito Yogyakarta, Ance Yoslyn, Internal Communication & CSR Manager PT Combiphar, Bernadetta Widiandayani, Direktur PERSADA, serta perwakilan dari TPPKK dan wanita tani setempat. Sementara itu, di Karanganyar, simbolisasi dilakukan oleh Siti Muslichah, Wakil Ketua Bidang 2 TPPKK Karanganyar, Ance Yoslyn, dan Bernadetta Widiandayani.

Tahun ini menandai tahun keempat pelaksanaan program pemberdayaan perempuan di Jawa Tengah, yang didukung oleh Tim Penggerak PKK (TPPKK), Dinas Pertanian, UPF Yankestras Tawangmangu, serta PERSADA. Sekitar 230 wanita dari 12 Kelompok Wanita Tani di dua desa binaan di Wonogiri dan tiga desa binaan di Karanganyar telah mengikuti pelatihan mengenai budidaya TOGA (tanaman obat keluarga) dan pembuatan simplisia yang baik untuk kesehatan (PHBS – Pol

Program ini dilaksanakan dengan pendekatan dari hulu ke hilir, yang berarti bahwa selain memberikan pelatihan, Combiphar juga berkomitmen untuk menyerap hasil panen jahe dan lengkuas dalam bentuk simplisia, yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan jamu Air Mancur. Proses pembuatan simplisia tidaklah mudah, oleh karena itu Combiphar memberikan dukungan kepada desa binaannya dengan menyerahkan rumah pengering pada November 2022 dan mesin perajang pada Mei 2024 kepada lima desa binaan, ujar Ance Yoslyn – Manajer Komunikasi Internal & CSR PT Combiphar.

Dinas Pertanian selalu mendukung program ini dengan berkolaborasi bersama ibu-ibu KWT untuk memberikan usaha terbaik, terutama karena setiap tahun target kami ditingkatkan oleh Combiphar. Beberapa penyuluhan akan dilaksanakan sepanjang tahun 2024 untuk mendukung pelaksanaan program agar semua target dapat tercapai serta menambah pengetahuan para ibu dalam memperluas jaringan, membuat pupuk, dan meningkatkan produktivitas serta kewirausahaan di bidang herbal, ujar Baroto Eko Pujanto – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri.

Endar Pangestuti Timotius – Penjabat Ketua TPPKK Kabupaten Wonogiri, melalui sambutannya yang disampaikan oleh perwakilan TPPKK Wonogiri, menyatakan, “Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Combiphar yang telah menjadi mitra strategis dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui program Combi Hope Women Empowerment. Kehadiran program ini merupakan bukti nyata sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat, khususnya perempuan yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT).”

Target yang ditetapkan oleh Combiphar untuk tahun 2024 adalah memproduksi 1.000 kg simplisia jahe dan 2.400 kg simplisia lengkuas. Dengan pemanfaatan lahan seluas 20.732 m², diharapkan target ini dapat tercapai dan kualitas simplisia sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh Combiphar berdasarkan arahan UPF Yankestrad.

Melalui program ini, Combiphar terus menjalankan komitmennya untuk “Championing a Healthy Tomorrow” atau memelopori masa depan yang lebih sehat, melalui produk-produk berkualitas, aman, dan efektif.

Tentang Combiphar

Combiphar didirikan pada tahun 1971 sebagai perusahaan farmasi yang mengkhususkan diri dalam produk kuratif. Saat ini, Combiphar telah bertransformasi menjadi salah satu perusahaan kesehatan konsumen terkemuka di Indonesia yang mengalami pertumbuhan pesat, dengan memproduksi dan memasarkan lebih dari 90 produk berkualitas dan terjangkau, termasuk OBH Combi (obat batuk sirup), Insto (obat tetes mata), JointFit (gel pereda nyeri sendi), Prive Uricran (suplemen untuk infeksi kantung kemih), Hezandra (suplemen untuk menjaga fungsi hati), Simba (sereal), dan Madurasa.

Kantor pusat Combiphar terletak di Jakarta, dengan jumlah karyawan mencapai 1.800 orang dan memiliki kehadiran di berbagai kota besar serta daerah sekunder di seluruh Indonesia. Perusahaan ini dilengkapi dengan fasilitas produksi yang menggunakan teknologi mutakhir dan prosedur operasi yang memenuhi standar modern. Pabrik Combiphar yang berlokasi di Padalarang, Jawa Barat, telah berhasil mendapatkan berbagai sertifikasi, termasuk ISO 14001 dan proper BIRU untuk pengelolaan lingkungan.

Selain pabrik di Padalarang, Combiphar juga memiliki pabrik di Kawasan Jababeka, Karanganyar, dan Wonogiri, Jawa Tengah. Pabrik di Karanganyar telah memperoleh sertifikasi 9001:2015, sementara pabrik di Wonogiri memiliki sertifikasi ISO 22000. Pada akhir tahun 2016, Combiphar memperluas jangkauan bisnisnya ke pasar internasional dengan produk tetes mata unggulannya, Eye Mo, yang dipasarkan di kawasan Asia Tenggara, termasuk Kamboja, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, dan Macau, serta Malaysia, Taiwan, dan Nigeria melalui produk herbal dan Madurasa, serta New Zealand dan Australia melalui produk Simba. Combiphar juga menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan farmasi internasional dari berbagai negara melalui perjanjian lisensi, joint venture, dan contract manufacturing.

(Nora Jane)

Baca Juga: Tingkatkan Literasi, OJK Gandeng UMSU Edukasi Mahasiswa Kelola Keuangan
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.