Mendapatkan Sertifikasi FDA, UMKM Asli Bandung Memperlihatkan Kemampuan Di Davos

Selasa, 28 Januari 2025

    Bagikan:
Penulis: Nora Jane
(Dok/Grab Indonesia)

Restu Mande, sebuah UMKM yang berasal dari Bandung dan mengusung kuliner khas Indonesia, berhasil menarik perhatian global di ajang World Economic Forum (WEF) 2025 yang diselenggarakan di Davos, Swiss. Dalam acara yang berlangsung dari tanggal 20 hingga 24 Januari tersebut, produk unggulan mereka, yaitu rendang sapi dan keripik rendang telur, menjadi favorit di Paviliun Indonesia.

Utami Ichda Ramadhanty, Direktur Pengembangan Bisnis Restu Mande, mengungkapkan rasa terhormatnya atas sambutan yang hangat. “Awalnya, kami merasa terkejut ketika salah satu tim Grab menghubungi kami untuk menawarkan Restu Mande ke Swiss. Kami sempat berpikir ini mungkin penipuan, tetapi alhamdulillah, itu nyata. Kami sangat senang mendapatkan sambutan positif dari pengunjung. Mereka terkesan saat mencicipi produk kami karena rasanya yang autentik. Selain itu, produk kami juga tahan lama dan praktis, sehingga pengunjung antusias untuk membawanya pulang,” jelas Utami.

Selain menawarkan cita rasa autentik yang kaya akan rempah, Restu Mande juga memiliki keunggulan dengan kepemilikan sertifikasi kualitas makanan yang lengkap, termasuk memenuhi standar dan sertifikasi Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat yang terkenal sulit diperoleh. Selain itu, mereka juga telah mendapatkan berbagai sertifikasi, seperti sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Good Manufacturing Practice Certified (GMP), dan Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) Certified.

“Memperoleh sertifikasi FDA bukanlah hal yang mudah. Kami harus memastikan semua standar terpenuhi, mulai dari fasilitas produksi hingga pengujian produk. Saat ini, ada empat produk kami yang telah mendapatkan sertifikasi FDA, yaitu bumbu rendang, bumbu ayam gulai, teri balado hijau, dan rendang jengkol. Dengan sertifikasi ini, kami tidak hanya dapat memasuki pasar Amerika, tetapi juga negara lain yang menerima sertifikasi ini, seperti Kanada, Selandia Baru, dan Jepang,” tambah Utami.

Sertifikasi yang lengkap ini menjadi modal utama untuk melakukan ekspansi ke pasar internasional. Saat ini, produk-produk Restu Mande telah berhasil memasuki pasar Papua.

Perjalanan Utami menuju posisi saat ini tidaklah selalu berjalan lancar. Pandemi COVID-19 menjadi tantangan terbesar baginya, karena pendapatan rumah makannya yang terletak di pusat Kota Bandung (Jawa Barat) mengalami penurunan yang signifikan. Namun, dengan memanfaatkan platform pemesanan online seperti Grab, ia berhasil bangkit perlahan dan bahkan mengalami pertumbuhan yang pesat. “Dengan bergabung sebagai Mitra Merchant Grab sejak tahun 2020, kami dapat menjangkau lebih banyak pelanggan. Hasilnya, penjualan kami meningkat 300% dibandingkan dengan pendapatan sebelum pandemi. Hingga saat ini, pendapatan kami tetap stabil meskipun pandemi telah berakhir,” ungkap Utami.

Neneng Goenadi, Direktur Utama Grab Indonesia, menyatakan, “Grab merasa bangga dapat menjadi bagian dari perjalanan Restu Mande, mulai dari mendukung digitalisasi bisnis hingga membantu mencapai pertumbuhan yang signifikan dalam memperluas jangkauan distribusi dan konsumen, sehingga pendapatan meningkat pesat. Partisipasi Restu Mande di Paviliun Indonesia merupakan wujud komitmen kami dalam mendorong UMKM lokal, sekaligus membuktikan bahwa inovasi dari dalam negeri mampu bersaing di pasar global.”

Restu Mande tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga berupaya menciptakan dampak positif bagi komunitas lokal dengan membuka peluang kerja bagi ibu rumah tangga tanpa mengabaikan peran mereka di rumah, dengan menawarkan jam kerja yang fleksibel. Salah satu kisah inspiratif berasal dari Bu Cicih, seorang ibu tunggal berusia 50 tahun yang telah bekerja di Restu Mande selama 15 tahun, dan berhasil membesarkan serta menyekolahkan anak-anaknya hingga lulus.

Selain itu, Restu Mande juga menjalin kerja sama dengan petani lokal di sekitar Bandung (Jawa Barat) untuk memastikan bahan baku berkualitas, seperti daging dan rempah-rempah, diperoleh langsung dari sumbernya. Dengan memutus mata rantai tengkulak dan membeli langsung dari petani, hal ini tentu meningkatkan pendapatan petani sekaligus memastikan kualitas bahan baku tetap terjaga. Dengan demikian, keberlanjutan usaha ini tidak hanya demi kesuksesan Restu Mande, tetapi juga untuk kesejahteraan komunitas lokal.

Restu Mande memiliki ambisi untuk terus maju dan memperkenalkan cita rasa Indonesia di tingkat global. Setelah berpartisipasi dalam Paviliun Indonesia di Davos, Swiss, mereka sedang mempersiapkan persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi EFSA (European Food Safety Authority) guna memperluas jangkauan pasar ke Eropa. "Kami berharap langkah ini dapat memotivasi UMKM lainnya bahwa produk lokal juga mampu menembus pasar internasional," tutup Utami.

(Nora Jane)

Baca Juga: Tingkatkan Literasi, OJK Gandeng UMSU Edukasi Mahasiswa Kelola Keuangan
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.