Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyatakan bahwa pembentukan Holding UMKM merupakan salah satu langkah strategis untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan volume produksi di kalangan UMKM di Indonesia.
“Mengonsolidasikan atau mengelompokkan UMKM di bawah ‘UMKM holding’ adalah salah satu cara untuk menurunkan biaya produksi dan meningkatkan jumlah produksi,” ungkap Maman saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun Ke-73 Apindo di Jakarta, pada hari Jumat.
Ia menekankan bahwa produk UMKM lokal sering kali kalah bersaing dengan produk-produk dari China yang lebih murah dan mendominasi pasar daring.
Menurutnya, menghentikan produk-produk asal China di pasar daring hanya merupakan solusi sementara.
Untuk mengatasi tantangan ini, Maman mengusulkan solusi jangka panjang melalui pembentukan Holding UMKM yang diharapkan dapat memberikan dukungan bagi UMKM di seluruh Indonesia, sehingga mereka dapat memproduksi barang secara massal dengan harga yang lebih kompetitif. Dengan demikian, produk UMKM lokal dapat bersaing dengan produk dari China.
Maman meyakini bahwa konsep "holding" telah diterapkan oleh berbagai industri besar selama ini.
Ia memberikan contoh industri otomotif yang telah bekerja sama dengan UMKM untuk menyediakan komponen otomotif. Namun, ia berpendapat bahwa konsep ini perlu diperluas agar mencakup seluruh sektor UMKM.
Ketika ditanya oleh wartawan mengenai konsep Holding UMKM, Maman menegaskan bahwa holding ini tidak akan berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menurutnya, Holding UMKM bertujuan untuk membangun ekosistem baru yang dapat menghubungkan UMKM dengan industri besar.
Dengan pertimbangan tersebut, ia merasa perlu untuk menyampaikan ide Holding UMKM kepada semua pemangku kepentingan di Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Maman berharap Apindo dapat berpartisipasi dalam program Kementerian UMKM, termasuk dalam mendukung Holding UMKM.
Maman juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang mempersiapkan sistem yang dinamakan "Sapa UMKM" untuk mengintegrasikan seluruh data UMKM di Indonesia.
Sistem ini memiliki keunggulan dalam hal ketersediaan data dinamis yang diperbarui secara berkala, termasuk informasi mengenai transaksi harian UMKM.
“Sistem ‘Sapa UMKM’ dirancang untuk menjangkau dan mengubah data statis menjadi data dinamis yang dapat dimanfaatkan oleh rekan-rekan Apindo (atau industri besar) untuk mempermudah dan mengonsolidasikan kerja sama dengan UMKM di Indonesia,” ungkap Maman.