Dari Liburan Biasa Ke Momen Berkualitas, Transformasi Tren Travel Keluarga Indonesia

, 14 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Seraphine Claire
Transformasi ini menunjukkan bahwa 'luxury family travel' di Indonesia telah matang: tidak lagi sekadar tentang harga tinggi, tetapi tentang nilai, makna, dan kualitas waktu yang diinvestasikan untuk kebersamaan.

Jakarta- Konsep liburan keluarga di Indonesia sedang mengalami redefinisi yang signifikan. Jika sebelumnya identik dengan paket tur terjadwal dan destinasi "wajib kunjung", kini muncul tren yang lebih personal dan penuh makna. Keluarga-keluarga Indonesia, terutama dari kalangan urban, mulai meninggalkan liburan yang hanya sekadar berpindah tempat. Mereka kini mencari pengalaman yang terkurasi, nyaman, dan memberikan nilai lebih bagi kebersamaan, menandai bangkitnya segmen "luxury family travel" dengan wajah baru yang lebih berkelas dan cerdas.

Perubahan ini berakar pada pergeseran prioritas wisatawan global. Laporan IMARC Group mencatat pasar luxury travel dunia telah mencapai angka USD 2,2 triliun pada 2024, dan terus tumbuh dengan stabil. Di Indonesia, fenomena ini tercermin dari meningkatnya minat terhadap wellness tourism dan cultural immersion, di mana perjalanan dilihat sebagai sarana untuk mendapatkan nilai tambah bagi kesehatan dan wawasan, bukan sekadar pelarian sesaat. Anthony Akili, CEO Smailing Tour, dalam wawancara dengan Suara.com, menyatakan bahwa perjalanan mewah kini bergerak ke arah personalisasi mendalam. "Privasi, fleksibilitas, dan akses khusus menjadi standar layanan. Waktu dan ketenangan menjadi kemewahan tersendiri," ujarnya, merangkum esensi tren baru ini.

Tren ini juga didorong oleh preferensi domestik yang kuat. Survei terbaru RedDoorz mengungkap bahwa 86% wisatawan Indonesia memilih berlibur di dalam negeri, dengan faktor utama pemilihan destinasi adalah keindahan alam dan aksesibilitas. Ini menunjukkan bahwa "mewah" tidak selalu berarti pergi jauh ke luar negeri, tetapi lebih pada kemampuan menemukan pengalaman istimewa yang dekat, namun dirasakan berbeda dan autentik. Luxury travel versi lokal ini seringkali dimanifestasikan dalam bentuk staycation di hotel dengan fasilitas keluarga lengkap, jelajah kuliner terpandu, atau menginap di villa privat yang menawarkan ruang berkualitas untuk setiap anggota keluarga.

Baca Juga: DPR: Data Terpadu Fondasi Tangguh Bencana Dan Pemberantasan Korupsi

Peran konten kreator digital menjadi krusial dalam memandu tren ini. Mereka berfungsi sebagai "penerjemah" yang mengubah konsep liburan mewah yang mungkin terasa abstrak menjadi inspirasi visual dan narasi yang relatable bagi keluarga modern. Sebagai contoh, akun seperti Marvelvino, yang didefinisikan oleh pengelolanya sebagai sebuah keluarga yang berbagi passion perjalanan, secara konsisten menampilkan sisi praktis dan menyenangkan dari eksplorasi berbagai destinasi. Konten mereka tidak hanya menampilkan keindahan lobi hotel bintang lima, tetapi juga merekam momen candid anak-anak menikmati fasilitas playground, atau ulasan santapan di restoran yang ramah anak. Dengan mengunjungi berbagai negara dan kota, termasuk destinasi populer di dalam dan luar Asia Tenggara, mereka memberikan perspektif bahwa kemewahan dalam perjalanan keluarga adalah tentang kenyamanan bersama, eksplorasi tanpa tekanan, dan menciptakan memori yang lebih dari sekadar foto.

Dampaknya, industri hospitalitas pun beradaptasi. Hotel-hotel kini tak hanya bersaing pada harga, tetapi pada penawaran family experience packages yang inklusif. Agen perjalanan mewah seperti Smailing Platinum bahkan telah bergabung dengan jaringan global Virtuoso untuk mendapatkan akses eksklusif ke properti dan benefit khusus bagi kliennya. Transformasi ini menunjukkan bahwa "luxury family travel" di Indonesia telah matang: tidak lagi sekadar tentang harga tinggi, tetapi tentang nilai, makna, dan kualitas waktu yang diinvestasikan untuk kebersamaan. Tren ini membentuk lanskap pariwisata baru yang lebih bernuansa, di mana setiap perjalanan keluarga dirancang bukan untuk dilihat orang lain, tetapi benar-benar dirasakan oleh setiap anggotanya.

(Seraphine Claire)

    Bagikan:
komentar