Teuku Riefky, ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), menyarankan agar Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) pada tingkat 5,75 persen pada bulan April 2025. Ia menambahkan bahwa meskipun inflasi tetap terkendali setelah berakhirnya diskon tarif listrik sebesar 50 persen pada Maret 2025, perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan terkait dengan nilai tukar rupiah. "Dengan mempertimbangkan mandat utama untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar, BI saat ini menghadapi tekanan yang signifikan di sisi nilai tukar," ungkap Teuku Riefky di Jakarta pada hari Rabu. Ia menyatakan bahwa tekanan terhadap nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan, seiring dengan ketidakpastian global yang masih ada akibat ketegangan dalam perang dagang. Riefky menjelaskan bahwa meningkatnya eskalasi strategi saling membalas antara Amerika Serikat dan China terkait penetapan tarif impor semakin memperburuk situasi ketidakpastian global. Ia juga mengungkapkan bahwa akibat dari ketidakstabilan perekonomian global, dalam 30 hari terakhir, total arus modal keluar dari Indonesia mencapai 1,99 miliar dolar AS (setara dengan Rp33,55 triliun, dengan kurs 1 dolar = Rp16.861 pada Rabu pagi) dan nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sebesar 2,59 persen. Riefky menambahkan bahwa ia khawatir mengenai tingkat inflasi domestik, meskipun data terbaru menunjukkan inflasi masih berada di bawah target Bank Indonesia, tekanan deflasi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir cenderung bersifat sementara setelah berakhirnya program subsidi tarif diskon listrik. Ia menyatakan bahwa inflasi diperkirakan akan meningkat secara bertahap seiring dengan berakhirnya diskon tarif angkutan udara untuk periode libur Idul Fitri. Peningkatan permintaan agregat dan mobilitas masyarakat setelah berbagai hari raya keagamaan serta periode cuti bersama di bulan-bulan mendatang berpotensi menambah tekanan inflasi. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, ia menegaskan bahwa BI kemungkinan tidak memiliki ruang untuk melakukan pemangkasan suku bunga, yang dapat berisiko memberikan tekanan tambahan terhadap nilai tukar rupiah. "Dalam situasi ini, BI sebaiknya mempertahankan suku bunga acuannya di 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur di April 2025 dan tetap fokus pada upaya intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar," tambah Riefky. Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia akan diumumkan pada siang hari ini pukul 14.00 WIB.