IHSG Diperkirakan Akan Mengalami Penguatan Di Tengah Sikap 'wait And See' Terhadap Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia

Selasa, 20 Mei 2025

    Bagikan:
Penulis: Nora Jane
(ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Selasa diperkirakan akan mengalami penguatan, sementara pelaku pasar bersikap menunggu dan melihat hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). IHSG dibuka dengan kenaikan 23,06 poin atau 0,32 persen, mencapai posisi 7.164,15. Di sisi lain, Indeks LQ45 yang mencakup 45 saham unggulan juga mengalami kenaikan sebesar 1,47 poin atau 0,18 persen, berada di posisi 813,12. "Kami memperkirakan IHSG akan menguat hari ini, didorong oleh kemungkinan stimulus kebijakan moneter, di mana China diperkirakan akan memangkas suku bunga, serta penguatan komoditas dan nilai tukar rupiah, ditambah dengan tren positif masuknya dana asing," ungkap pengamat pasar modal dari Panin Sekuritas, Reydi Octa, di Jakarta pada hari Selasa. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk bulan Mei 2025 pada Selasa (20/5) dan Rabu (21/5), yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75 persen. Di tingkat internasional, Moody’s telah menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat (AS) dari Aa1 menjadi Aaa. Selain itu, data inflasi AS yang menunjukkan perlambatan dan indikator ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan, semakin memperkuat ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Fed, tahun ini. Dari kawasan Asia, pelaku pasar memperhatikan kebijakan moneter China, di mana People Bank of China (PBoC) diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 10 basis poin menjadi 3 persen untuk tenor 1 tahun dan 3,5 persen untuk tenor 5 tahun. Analis di Nomura menilai bahwa akan sangat sulit bagi China untuk mencapai target pertumbuhan 5 persen tahun ini, dengan proyeksi GDP kuartal II-2025 yang diperkirakan akan menurun setelah adanya front loading pasca penerapan kebijakan tarif. Di Eropa, yield obligasi di Inggris mengalami peningkatan, seiring dengan kenaikan yield obligasi AS. Inggris dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan yang akan mempermudah impor makanan dan minuman dari Inggris, serta memberikan izin bagi Uni Eropa untuk beroperasi di perairan Inggris hingga tahun 2038.

Selain itu, Inggris juga akan ikut serta dalam program pertahanan Uni Eropa yang bernilai 200 miliar dolar AS. Perlu dicatat bahwa Komisi Eropa telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Eropa menjadi 0,9 persen pada tahun 2025, dari sebelumnya 1,3 persen. Bursa saham utama di AS, Wall Street, ditutup menguat pada perdagangan Senin (19/05), dengan indeks Dow Jones naik 0,32 persen, indeks S&P 500 meningkat 0,09 persen, dan Nasdaq bertambah 0,02 persen. Para investor masih melihat potensi positif di pasar AS meskipun Moody’s telah menurunkan peringkat obligasi pemerintah AS. Di bursa saham regional Asia pagi ini, indeks Nikkei menguat 169,37 poin atau 0,43 persen menjadi 37.667,69, indeks Shanghai melemah 3,08 poin atau 0,10 persen menjadi 3.371,87, indeks Hang Seng turun 224,28 poin atau 0,92 persen menjadi 23.555,55, dan indeks Strait Times menguat 10,83 poin atau 0,26 persen menjadi 3.886,79.

(Nora Jane)

Baca Juga: Tingkatkan Literasi, OJK Gandeng UMSU Edukasi Mahasiswa Kelola Keuangan
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.