ANTARA/HO-DANA

Bank Indonesia Menyusun Penguatan Ekonomi Untuk Kelompok Subsisten Dengan Mempertimbangkan Perspektif Gender

Kamis, 08 Mei 2025

Sri Noerhidajati, Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia (BI), mengungkapkan bahwa mereka sedang mempersiapkan penguatan model bisnis inklusif untuk kelompok subsisten dengan mempertimbangkan perspektif gender. Ia menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan dukungan terhadap pemberdayaan UMKM, khususnya yang dikelola oleh perempuan. 'Pada tahun 2025, BI juga akan merumuskan penguatan model bisnis ekonomi keuangan inklusif untuk kelompok subsisten dengan fokus pada lensa gender,' ujarnya di Jakarta, Rabu. Kelompok subsisten terdiri dari masyarakat berpenghasilan rendah yang memiliki potensi untuk mengembangkan usaha demi meningkatkan kesejahteraan. Sri Noerhidajati menambahkan bahwa berdasarkan kajian UN Women, peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia kerja dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi global, karena pemberdayaan ekonomi perempuan berkontribusi langsung terhadap diversifikasi ekonomi dan kesetaraan pendapatan. Diperkirakan, hal ini dapat mengurangi kesenjangan gender secara global dan meningkatkan nilai perekonomian dunia hingga 7 triliun dolar AS (setara dengan Rp115.227 triliun, dengan kurs 1 dolar AS = Rp16.461 per Rabu (7/5) pagi). Namun, perempuan masih menghadapi berbagai tantangan dalam membangun dan mempertahankan keberlanjutan usaha mereka. Data UN Women pada tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi perempuan dalam perekonomian untuk memulai usaha baru hanya mencapai 10 persen.

Risiko keberlanjutan usaha perempuan tercatat hanya 5,5 persen, sedangkan untuk laki-laki mencapai 8,1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama perempuan menjalani usaha, tantangan yang mereka hadapi semakin meningkat,” jelas Sri Noerhidajati. Untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, Bank Indonesia telah meluncurkan program pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif untuk kelompok subsisten. Program ini telah diterapkan di 46 kantor perwakilan daerah Bank Indonesia dengan total 98 kelompok binaan. "Hingga tahun 2024, 83 persen kelompok subsisten yang dibina oleh Bank Indonesia telah menawarkan opsi transaksi non-tunai. Digitalisasi telah menjadi inovasi baru bagi usaha mereka,” tambah Sri Noerhidajati.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.